Bupati Wempi Memimpin Rakor Bersama untuk Mengatasi Lonjakan DBD

DBD

MALINAU,SEPUTARKALTARA.COM – Seiring dengan lonjakan kasus pasien rawat inap Demam Berdarah Dengue (DBD) di Rumah Sakit Umum Daerah Malinau, Kalimantan Utara telah menjadi perhatian serius tidak hanya bagi masyarakat setempat, tetapi juga di beberapa daerah lain di Indonesia.

Data yang dirilis oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Malinau menyebutkan bahwa sejak Januari hingga Maret 2024, sebanyak 92 pasien warga Kalimantan Utara (Kaltara) telah dirujuk ke rumah sakit tersebut akibat terjangkit DBD.

Bacaan Lainnya

Pasien-pasien tersebut berasal dari wilayah Malinau sendiri, Tana Tidung, dan Nunukan, menunjukkan penyebaran yang merata di sejumlah kabupaten. Pada bulan Januari, terdapat 17 kasus DBD yang memerlukan perawatan di RSUD Malinau. Angka ini kemudian meningkat menjadi 29 kasus pada Februari, dan mencapai puncaknya dengan lonjakan tajam menjadi 49 kasus pada Maret.

Dalam menghadapi tantangan yang kompleks ini, Bupati Malinau, Wempi W Mawa, SE., MH, memimpin rapat koordinasi pada Rabu (27/03/2024).

Ini merupakan langkah awal untuk menangani masalah DBD. Dalam rapat tersebut, berbagai instansi terkait dipanggil untuk bersama-sama merumuskan strategi penanganan. Mulai dari Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Puskesmas, Pustu, hingga RSUD turut hadir dalam rapat tersebut. Bupati Wempi tidak hanya mengundang instansi-instansi pemerintah terkait, tetapi juga mengikutsertakan Dinas Pendidikan, menyadari bahwa anak-anak rentan terhadap DBD.

“Dinas Kesehatan telah memberikan penejelasan bahwa jenis nyamuk pembawa virus DBD mudah berkembang biak di tempat-tempat berair, dan aktif pada jam-jam tertentu di pagi dan sore hari. Oleh karena itu, edukasi kepada masyarakat tentang gejala DBD menjadi langkah pertama yang sangat penting. Dengan menyampaikan informasi ini, diharapkan masyarakat akan lebih waspada dan mampu mengidentifikasi gejala-gejala DBD dengan cepat, sehingga penanganannya dapat dilakukan secara dini,”ungkap Bupati Wempi

Dalam upaya menanggulangi masalah DBD yang semakin memprihatinkan, Bupati Wempi menyoroti peran penting faktor lingkungan dalam perkembangan nyamuk Aedes sebagai pembawa virus DBD. Suhu udara yang lembap dan musim penghujan diyakini menjadi pendorong utama perkembangbiakan nyamuk ini. Sebagai respons atas hal ini, Bupati Wempi menekankan pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan 3M Plus (PSN 3M Plus).

Menurut Bupati Wempi, dukungan dari seluruh masyarakat sangatlah vital dalam upaya mencegah dan mengendalikan kasus DBD di Kabupaten Malinau. PSN 3M Plus dianggap sebagai cara yang paling efektif dan terjangkau dalam melawan penyakit tersebut. Melalui pendekatan ini, diharapkan masyarakat dapat aktif terlibat dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar mereka, serta melakukan tindakan-tindakan preventif seperti menguras tempat-tempat penampungan air, menutup rapat-rapat tempat penyimpanan air, dan membersihkan secara rutin tempat-tempat yang menjadi sarang nyamuk.

Untuk mewujudkan hal ini, Bupati Wempi menugaskan Camat, Kepala Desa, hingga Ketua RT untuk meningkatkan program kebersihan melalui kerja bakti dan gotong royong setiap pekan. Selain itu, penyuluh kesehatan dan tenaga kesehatan (Nakes) akan dilibatkan secara aktif untuk mengedukasi penduduk agar mengenali gejala-gejala DBD dan mengambil tindakan yang tepat jika mengalami gejala tersebut.

Langkah-langkah pencegahan dan penyuluhan yang dipaparkan dalam rapat tersebut diharapkan dapat menjadi landasan bagi upaya-upaya yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah DBD di Kabupaten Malinau. Semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat dapat bersatu padu dan saling mendukung dalam upaya pentingnya kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan perilaku hidup sehat , sehingga dapat mengurangi risiko penyebaran DBD di Kabupaten Malinau.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *